Senin, 02 Januari 2012

Dialah .. Yogaswara..sang juara berhati baja

diunggah pada tanggal 2 Januari 2012 dari catatan Risma Inoy
http://www.facebook.com/notes/risma-inoy-ummu-jundi/dialah-yogaswarasang-juara-berhati-baja/10150367893923577

 
 kursi roda yang menemaniku di setiap langkah karyaku..

“Ima dah pergi belum?bisi kasasar”
(Ima udah pergi belum? Takut kesasar) ,

isi SMS di siang hari menjelang Idul Adha. Hari itu, terik matahari yang kurang bersahabat, tak menyurutkan langkah kakiku menuju kediaman seseorang yang hanya dalam waktu sekejab, telah sukses menggerakkan hati dan memberikan aku banyak inspirasi juga mendalami makna sebuah cinta.

“Hati-hati yah Ma, diantos pisan. Teu kedah nyandak domba. Tanya we imahna Mbah cekidot uyee, dijamin jangar xixixix”
  ( hati-hati ya Ma, ditunggu banget kedatangannya. Jangan bawa kambing ya. Tanya aja ke orang-orang, dimana rumahnya Mbah cekidot uyee, dijamin lah”

begitu kira-kira terjemahan Bahasa Indonesia-nya. Seringkali kami berbicara lewat dunia maya atau SMS dengan bahasa Sunda. Sosok yang sangat ramah, riang, kocak, konyol, lucu, cerdas, ah pokoknya aku seperti ngobrol dengan orang normal. Tidak pernah sedikitpun aku menyangka bahwa beliau sebenarnya memiliki fisik yang sudah tidak normal lagi. Dalam sebuah foto, kulihat ia memang duduk  di kursi roda. Yogaswara namanya. Aku menyebutnya aa Ogest ;) Halow a, cekedot uyeee..;) :)

Masih sama dengan hari-hari sebelumnya, aku sangat menikmati setiap perjalananku dengan  “angkot”. Siang itu aku sudah mantap ingin bertemu langsung dengannya, dengan tujuan untuk menulis buku tentang kisah hidupnya. Ya tentang perjalanan sakitnya, tentang impiannya, tentang rasa kecewanya, tentang rasa putus asanya, tentang perjuangannya, tentang kisah kisah seru selama berada di Rumah Sakit, tentang pergualatan batinnya ketika merasakan cinta, tentang titik iklas yang ia temui dan juga tentang cinta yang begitu agung menghiasi hidupnya.

Memasuki pelataran rumahnya, sambutan keluarganya  hangat sekali. Tetapi membuat aku sedikit dag dig dug entah kenapa. Sang mamih, Ibunda aa Ogest, dengan gaya santai dan dengan ramahnya menyambutku, seperti kita sudah saling kenal dalam waktu yang cukup lama. Hmm..belum ketemu aa Ogest saja aku sudah merasakan aura teduh ketika memasuki rumahnya.

Kamar itu..sangat dingin sekali. Ranjang tidur menyerupai ranjang Rumah Sakit menjadi tempat ia berbaring dengan layar computer di dinding tepat di depan ranjang. Mukanya sangat segar, bersih dan ya Tuhan, senyumannya itu tidak menggambarkan sedikitpun penderitaan yang sudah 21 tahun membuatnya lumpuh secara permanen. 21 tahun? Lumpuh? Rumah keduanya adalah kursi roda dan bantal kecil yang selalu ‘dikempit’ diantara kedua kakinya. Ranjangnya pun mempunyai model unik, yaitu di ‘bolongi’ dibagian duduknya. Begitupun dengan kursi rodanya, dibolongi dibagian tulang ekor tempat ia duduk. Ini untuk menghindari luka karena terlalu lama berbaring dan duduk.

Tidak ada yang ingin diberi ujian berat, tetapi Allah telah memilih seorang Yogaswara untuk menjadi manusia ber-derajat tinggi karena setiap ujian, akan diminta pertanggungjawabannya kelak. Bagi manusia dengan fisik sempurna, maka akan diminta pertanggungjawaban juga, sudah digunakan untuk apakah kaki kita, tangan kita, mata kita, mulut kita, ilmu kita ??

Seorang aa Ogest.. dengan jari-jarinya yang menekuk, tak dapat diregangkan, dengan lengannya yang mengecil, dengan segala keterbatasan fisiknya, ia tetap dapat berkarya dengan menciptakan lirik-lirik dan music indah. Dengan menuangkan gundah hatinya di sepanjang 21 tahun menjalani proses pengobatan di dalam rangkaian alunan kata-kata yang sangat menggugah hati. Penantiannya di setiap tahun, berharap Allah memberikannya kesembuhan, paling tidak memberikan kesempatan padanya untuk tidak lagi merasakan nyeri di sekujur tubuh yang kerapkali dirasakan, untuk tidak lagi merasakan gerak reflek, untuk tidak lagi merasakan dadanya yang sesak, untuk tidak lagi merasakan sekujur tubuhnya yang terasa panas seperti dibakar, untuk tidak lagi merasakan perih-perih seperti terkena luka sayatan dikedua tangan dan kakinya padahal tidak terdapat luka. Pada bagian tulang ekor,pantat dan pinggul terdapat bekas luka DECUBITUS yang cukup dalam dan sampai saat ini masih ada sisa luka yang masih belum sembuh. Untuk tidak lagi merepotkan keluarga yang telah merawatnya selama 21 tahun di pembaringan.

Tetapi Allah tetap memberikan nikmat itu kepadanya. Mengapa disebut nikmat? Ini bukan kata-kata saya, tetapi perkataan yang terlontar darinya, diiringi dengan senyuman iklas, ia mengatakan bahwa ia tak lagi mengharapkan kesembuhan, tetapi ia bermunajat, untuk dapat memberikan manfaat dari setiap hela nafasnya, dari setiap gerak sulit tubuhnya, ia ingin berbagi kepada semua orang bahwa kekuatan doa dan cinta adalah obat dari segala obat untuk lebih kuat…

Guillain Barre Syndrome, adalah penyakit langka yang hampir tidak diketahui khalayak. Penyakit mematikan yang datang tiba-tiba ketika ia menginjak usia remaja, yaitu usia 17 tahun, di tahun 1991 ketika ia sedang berada dalam keadaan sehat dan sedang bersuka cita. Penyakit berupa virus yang menyerang saraf sehingga menimbulkan gangguan pada syaraf spinalis dan saraf cranialis. GBS bisa memburuk dengan cepat. Hanya butuh waktu beberapa jam saja untuk mencapai titik kerusakan maksimal. Otot lemas dan kelumpuhan bisa terjadi pada dua sisi tubuh.Kelumpuhan dimulai dari kaki dan menyebar ke tangan bahkan dapat mempengaruhi saraf diafragma, sehingga membutuhkan alat bantu nafas. Inilah yang dialami aa Ogest, di siang hari di suatu tempat wisata Pangandaran, 21 tahun silam. Namun dalam pembaringannya, ibadah solat pun tak pernah ia tinggalkan, dalam keadaan berbaring..

Perjalanan yang cukup panjang, menguras airmata dan emosi, menciptakan kenangan-kenangan indah ketika ia pernah  berada di Rumah Sakit selama 1 tahun dan melakukan berbagai pengobatan medis dan non-medis. Dalam sebuah buku yang insyaallah akan saya tulis, didalamnya ada kisah haru ketika ia setiap kali menunggu jam besuk Rumah Sakit, karena berada di ruang ICU cukup lama dengan alat-alat logam menempel di tubuhnya. Ada kisah tragis bagaimana detik demi detik virus itu menyerang tubuhnya, di usianya yang masih sangat belia. Ada kisah sendu ketika ia tak dapat menerima takdir ini lalu menjauh dan menuding  bahwa Tuhan tidak adil. Terselip juga perjuangannya berkarya dengan keadaannya yang lumpuh permanen, membuat karya-karya music bersama Papa Romantic, sebuah nama yang ia dan kedua adiknya ciptakan. Ada secercah cahaya ketika pada akhirnya ia merelakan tubuhnya tak lagi sempurna dan menghabiskan hari-harinya dengan ketersiksaan dunia. Juga, ada sekelumit anugerah di balik derita. Yaitu cinta.. cinta para sahabat, cinta para keluarga Dan cinta bidadari, seorang wanita mulia dan berparas cantik sendu, Dian Dearyana Swara ..

Tidak terbesit sedikitpun jika ia akan mengarungi biduk Rumah Tangga. Tidak terfikirkan sedikitpun olehnya jika ada wanita mulia yang ikhlas merawatnya, mendampinginya, mencintainya dengan segenap jiwa dengan lirih suara serta bening air yang keluar dari pelupuk mata indah wanita itu. Cinta tidak berdosa, Cinta tidak dilarang syariatnya dalam agama. Cinta adalah urusan hati dan hati adalah urusan Illahi ..

Dibawah ini, adalah catatan asli sang Yogaswara, diketik dengan tangan mengepal hingga terkadang menjadi kapalan. Diketik dalam keadaan berbaring miring dan berganti lagi berbaring lurus, selalu begitu seterusnya. Tulisan ini asli, tanpa aku rubah bentuk dan koreksinya. Ketikan yang pastinya banyak kekurangan, karena dengan tangan yang tidak sempurna..Ini hanya beberapa dari jumlahnya yang begitu banyak

22 thn harapanku terkubur dlm2 hgg karam ke dasar bayangan penantian n sempat terlupakn..kini harapn itu muncul kmbali n tumbuh krn auramu yg msh mnyimpan rasa yg blm terungkap...ahirnya.penantian mnjelma mnjadi swebuah ungkapn operasaan hati berbingkai keyakinan n kejujuran ktk mampu ku ungkapkn n berbisik ''I LOVE U...''

ktk terdengar senandung lagu yg harmonis ada yg lbh merdu dgn suara yg mmpu mngusik hati,ktk hujan memberikn ksejukn ada yg lbh mmpu mnghilangjkan dahaga dr terik dijiwa,ktk kutatap lukisan yg sgt indah,ada yg lbh kaya akn warna dr kisahku,ktk ku sentuh lembutnya sutra yg mmbalut ragaku ada yg lbh halus saat ku sentuh cintamu...semua itu adlh hal ttg km''
alhamdulillah...ahir'nya ku temukn dy bahagia...smoga tetp harmonis n bahagia dlm ketulusn n keyakinan hatinya..amiin:))

jejak langkah yg tlh ku injak dan telah ku pijak kan ku jadikn proteksi n koreksi diri.biarkanlah hati n pikiranku dpt bervisi n misi beriringan dgn napak tilas yg tlh ku lintas..ku akn tetap mndapatkn kbahagian dr rs syukur yg ku punya..yakinkan esok kan trs berproses sprt aku bernafas apa adanya..kan ku genggam misteri Qun faya Qun atas rahasiaMu ya Allah..''renungan malamku''

Pagi..ktk aku bertanya kpd Ibu.''istana semegah sprt apa yg kau mau,harta sebanyak apa yg ingin kau miliki dan perhiasan sbnyk apa yg ingin kau simpan,aku berjnji aktn berusaha mmberikn yg kau mau tuk mmbls mu..ibuku hanya tersenyum n berkata..jk aku melihat km bahagia itulh balasan yg ibu mimpikan dr mu...Ya Allah aku... malu dgn ketulusan ibuku berkorban...Met hari Ibu..

Aku Dan Kursi Rodaku

Aku lemah di atas kursi rodaku
Tetapi Aku kuat menahan sabar di atasnya
Aku  hampa di atas kursi rodaku
Tetapi aku dapat melukis warna hidup di atasnya

Aku merasa bodoh di atas kursi rodaku
Tetapi aku cukup pandai untuk menatap mana orang yang pintar di atasnya
Aku merasa rapuh di atas kursi rodaku
Tetapi aku tegar menjalani hidup di atasnya

Aku merasa sempit di atas kursi rodaku
Tetapi aku merasakan lapang hati di atasnya
Aku bukan siapa-siapa di atas kursi rodaku
Tetapi aku merasa menjadi seseorang di atasnya

Aku sulit menjalankan ibadah dan kebaikan di atas kursi rodaku
Tetapi aku merasa mudah di banding orang normal  di atasnya
Aku seakan tidak percaya harus selalu duduk di atas kursi rodaku
Tetapi aku percaya Tuhan tidak pernah berpaling walau aku di atanya

Dari Ima untuk aa Ogest :
Jangan pernah sesekali menganggap dirimu sanggup melakukan segala upaya untuk menahan tembok yang akan runtuh, membendung air yang yang akan meluap, menahan angin agar tidak bertiup, atau memelihara kaca agar tidak pecah. Adalah tidak benar jika semua itu terjadi karena paksaanmu. Setiap ketentuan akan berjalan dan semua keputusan akan terlaksana. Tidak ada Qada dan Qadr yang membawa keburukan bagi ummat dan memang harus di yakini ..

Wassalam,
-Risma Inoy-



Bidadari aku


 aa Ogest di pembaringan namun tetap semangat berkarya, cekedot uyee..